Sabtu, 23 Juni 2012

Situ Kamojing


Untuk warga Karawang dan Purwakarta, Situ Kamojing adalah tempat yang cukup eksotis yang berada di perbatasan kedua kabupaten ini. Terletak di Kecamatan Cikampek, Desa Kamojing, situ ini menawarkan pesona alam dan potensi wisata yang menjanjikan.

Situ Kamojing yang memiliki luas sekitar 5 hektare, di musim hujan seperti saat banjir kamarin, air situ bahkan bisa meluber keatas jalan, namun di musim kemarau parah air situ sebaliknya bisa jadi kering dan saat itu sering juga dimanfaatkan warga setempat untuk dijadikan lahan bercocok tanam.

Jika dilihat dari stuktur dan infrastuktur yang ada, situ ini sangat biasa, bahkan belum menjadi tempat wisata karena itulah tidak ada pengelolaannya, apalagi tiket masuk. Namun, hal itulah yang menjadi kelebihan lainnya. Sifatnya yang alami, malah menarik khususnya muda-mudi untuk memadati tepian situ, dari mulai aktivitas olahraga, bercengkrama, hingga tempat berpacaran ria. Apalagi di sore hari, saat-saat menjelang matahari terbenam yang menawarkan pantulan sinar matahari yang maha indah di permukaan situ.

Selain hamparan situ yang dapat dinikmati secara cuma-cuma, ditempat ini para pengunjung pun bisa menyantap jajanan yang dijajakan para pedagang disana yang belum begitu banyak. Salah satu yang menarik adalah sate maranggi daging sapi dan es kelapa muda. Jajanan murah meriah, namun begitu nikmat disantap ditepian situ terutama disore hari diiringi semilir angin yang bersahabat.

Menurut ketua RW setempat dan salah seorang pedagang yang juga warga asli sana, konon situ ini dikenal dihuni oleh Buaya Buntung. Sebuah mitos yang mengakar di masyarakat setempat yang kebenarannya tentunya tidak bisa dicerna dengan akal sehat. Namun, menjadi sebuah tanda bahwa di daerah ini memang hal-hal yang bersifat buhun dan bahkan mistis begitu kental. Tapi lagi-lagi hanya berdasarkan cerita lisan dari mulut ke mulut.

Menurut keterangan Kosim, ketua RW setempat, rencananya di tahun 2010-2011 mendatang situ ini akan dibangun seperti halnya Situ Buled di Purwakarta. Setidaknya, dibanding dulu saat ini pun pengelolaan situ ini sudah mulai dilakukan dengan menempatkan seorang petugas resmi dari kecamatan, untuk merawat situ ini terutama dari rumput liar dan mengalirkan pintu air yang mengarah ke arah Ciranggon dan Rawamerta.

Kedalaman situ ini berkisar antara 14 hingga 10 meter. Sayangnya memang disana tidak ada keterangan tentang kedalaman ini. Alhasil, seperti yang diungkapkan Kosim, situ ini tiap tahunnya selalu menelan korban jiwa 1-2 orang, yang rata-rata adalah pelajar yang berenang sepulang sekolah di tepian situ. Korban yang disatu sisi diyakini berkaitan dengan Mitos Buaya Buntung, namun disisi lain secara akal sehat adalah hal yang wajar dikala situ ini memang memiliki kedalaman hingga 14 meter.

Khusus di malam minggu, waktu dimana muda-mudi baik dari Karawang maupun Purwakarta rata-rata membutuhkan tempat yang enjoy, keramain situ ini seperti yang dikatakan oleh Ucup, penjual sate maranggi, bisa sampai pukul 1 hingga pukul 2 dini hari. Sebuah tempat yang nyaman untuk bersantai, murah meriah dan tentunya memiliki pesona yang alami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar